Mollusca dan Crustacea

Posting Komentar

Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak sehingga semua hewan yang tergolong phylum ini memiliki tubuh lunak. Umumnya tubuhnya bercangkang, tetapi ada juga yang tidak memiliki cangkang. Cangkang terbuat dari zat kapur. Letak cangkang tersebut ada yang di luar tubuh, tetapi ada juga yang terletak di dalam tubuh. Selain itu di antara anggotanya ada yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan (Aslan, dkk, 2010)

Jenis mollusca yang umum dikenal ialah siput, kerang dan cumi-cumi. Molluscahidup sejak periode Cambrian, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil. Kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa pada kedalaman sampai 7.000 m, beberapa di air payau, air tawar dan darat (Aslan, dkk, 2010)

Anggota dari phylum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam, dari bentuk silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tertutup dua keping cangkang besar. Oleh sebab itu, berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah cangkang, serta beberapa sifat lainnya, phylum mollusca dibagi kedalam 8 kelas, yaitu:

Chaetodermomorpha, Neomeniomorpha, Monoplacophora, Polyplacophora, Gastropoda, Pelecypoda / Bivalvia, Scaphopoda dan Cephalopoda (Aslan, dkk., 2010).

Morfologi
Filum mollusca meliputi keong, kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan sebangsanya. Bentuknya simetri bilateral, tidak beruas dan banyak di antara mereka mempunyai cangkang dari kapur. Kerang, tiram, keong dan cumi-cumi nampak sekilas tidak menunjukkan bentuk serupa, akan tetapi jika dipelajari secara teliti mereka mempunyai beberapa struktur yang sama. Salah satunya adalah alat yang disebut kaki. Pada keong kaki ini biasanya digunakan untuk merayap atau berjalan di permukaan, pada kerang digunakan untuk menangkap mangsa. Dalam masing-masing tubuh hewan ini terdapat suatu rongga yang dinamakan rongga mantel yang terletak di antara tubuh utama dan mantel, yakni suatu amplop pembungkus. Anus membuka ke dalam rongga mantel (Romimohtarto, 2001).

Habitat
Phylum mollusca kebanyakan ditemukan di laut dangkal dan beberapa ditemukan pada kedalaman sampai 7000 meter, beberapa lagi di air payau, air tawar dan di darat. Penyebarannya banyak terdapat di perairan, darata dan tempat-tempat yang dangkal dan terdapat 100.000 spesies yang hidup (Suwignyo, dkk., 2005).

Pada gastropoda habitat hidup terdapat didarat, perairan tawar dan terbanyak dilaut. Kelas pelecypoda umumnya terdapat didasar perairan yang berlumpur atau berpasir, beberapa hidup pada substrat yang lebih keras seperti lempung, kayu atau batu (Aslan, dkk., 2010).

***

Filum Crustaceae
Phylum crustacea pada umumnya merupakan hewan akuatik. Kata crustaceaberasal dari bahasa Latin, yaitu crusta yang berarti cangkang yang keras. Sifat umum dari kelas ini adalah kerangka luar keras yang terbuat dari kitin, yakni polisakarida majemuk yaitu suatu jenis karbohidrat. Cangkang dihasilkan oleh epidermis dankarena sifatnya yang tidak elastis jika mengeras, dimana tubuhnya ditinggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh.

Phylum crustacea merupakan golongan hewan yang tubuhnya memiliki ruas-ruas dan segmen. pada umumnya hewan ini terdapat di air laut dan di air tawar. Contoh dari hewan ini berupa udang putih, udang windu, kepiting bakau, kepiting rajungan, dan lobster (Aslan, 2010).

Spesies ini terdapat sekitar 40.000 spesies, mencakup jenis-jenis copepodaudang dan kepiting. Hewan ini berukuran kurang dari 0,1 mm sampai 60 cm, dengan berbagai bentuk tubuh dari panjang sampai bulat. Sebagian besar hidup dilaut, 13% di air tawar, dan 3% di darat. Keberhasilan crustacea hidup di perairan antara lain disebabkan oleh anggota badannya yang bersendi-sendi, sehingga mudah berjalan atau berenang dengan cepat. Tubuh crustacea seperti halnya arthropoda lain dilapisi utikula dan biasanya mengandung zat kapur, baik pada epikutikula maupun prokutikula (Aslan, dkk., 2010).

Morfologi
Pada dasarnya tubuh crustacea dapat dibedakan menjadi kepala, thorax, dan abdomen. Istilah somite, metamere atau body segments seringkali digunakan untuk menyatukan ruas tubuh. Tiap tiap ruas tubuk memiliki sepasang apendik (anggota badan) yang biramus dan jumlahnya banyak. Namun dalam evolusinya terjadi pengurangan jumlah apendik dan perubahan bentuk sesuai fungsinya (Aslan ,dkk, 2010).

Pada kepala crustacea dewasa berturut-turut dari anterior ke posterior terdapat sepasang antenna pertama (antennules), sepasang antenna kedua (antenna), sepasang mandible mengapit mulut dan menutup bagian ventral mulut, sepasang maksila pertama dan sepasang maksila (maxilla) kedua. Bentuk mandible pendek dan tebal berfungsi untuk menggigit dan menggiling, maksila pertama dan maksila kedua menghilang, sedangkan pada ostracoda maksila kedua hilang sama sekali. Tubuh crustacea seperti halnya arthropoda lain dilapisi kutila dan biasanya mengandung zat kapur baik pada epikutikula terdapat endapan garam-garam kalsium (Aslan, dkk, 2010).

Crustacea adalah arthropoda yang sebagian besar hidup di laut dan bernafas dengan insang. Tubuhnya terbagi dalam kepala (cephalin), dada (thorax) dan abdomen. Kepala dan dada bergabung membentuk kepala-dada (cephalothorax). Kepalanya biasanya terdiri atas lima ruas yang tergabung menjadi satu. Mereka mempunyai dua pasang antena, sepasang mandibel (mandible) atau rahang dan dua pasang maksila (maxila). Dada mempunyai embelan dada yang bentuknya berbeda-beda. Beberapa diantaranya digunakan untuk berjalan. Ruas abdomen biasanya sempit dan lebih muda bergerak dari pada kepala dan dada. Ruas-ruas tersebut mempunyai embelan yang ukuranya sering mengecil (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Crustacea mempunyai 2 pasang antena, 1 pasang mandibulata dan 2 pasang maksila, tubuhnya tertutup karapaks, dan ekor dengan telson. Cerustacea juga mempunyai beberapa apendages, tubuh dapat dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Respirasi crustacea menggunakan insang, eskresi dengan kelenjar antenal dan atau mandibular (Suhardi, 2007).

Habitat
Hewan-hewan pada Phylum crustacea ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Aslan, 2010) Habitat kepiting rajungan dapat dikatakan beranekaragam dari daerah pantai berlumpur dengan rumput laut, di pulau-pulau karang, sampai pada air payau yang berdekatan dengan air laut. Kepiting rajungan sering terlihat berenang dekat permukaan dan dapat ditemukan pada kedalaman kurang dari 1 meter sampai 65 meter. Distribusi organisme ini cukup luas yakni dari daerah tropis hingga ke daerah beriklim dingin (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Udang windu adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Udang windu dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Lobster umumnya mendiami tempat-tempat yang terlindung diantara batu-batu karang pada kedalaman sampai 16 meter dan jarang terlihat dalam jumlah banyak. Tempat persembunyiannya merupakan tempat khusus berupa celah pada batu keras, tetapi dapat pula berupa tumbuhan laut seperti padang lamun dan liang batu pada substrat yang lunak (Suwignyo, 2005).
Ardy Setyo W
Ardy Setyo W
Berbagi informasi, hiburan dan lowongan pekerjaan

Related Posts

Posting Komentar